Pengertian terapi behaviour
Salah satu teknik yang digunakan
dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan
dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui
proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu
mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan
efisien. Aktifitas inilah yang disebut sebagai belajar.
Tokoh tokoh dalam terapi ini
Tokoh-tokoh terapi behavioral ini
adalah BF Skinner dan Albert Bandura. BF Skinner merupakan
seorang juru bicara terkemuka untuk behaviorisme dan dapat dianggap sebagai
bapak dari pendekatan behavior. Skinner tidak mempercayai manusia memiliki
pilihan bebas. Menurutnya, tindakan tidak dipengaruhi oleh pikiran dan
perasaan. Ia menekankan pandangannya pada sebab akibat antara tujuan, kondisi
lingkungan, dan perilaku yang dapat diamati. Skinner tertarik pada konsep
penguatan dan menerapkannya dalam dirinya sendiri. Albert Bandura dan
rekan-rekannya yang merintis dalam bidang social modeling dan memperkenalkannya
sebagai suatu proses yang menjelaskan beragam bentuk pembelajaran.
Pandangan tentang
manusia
1.
Faktor lingkungan amat penting dalam proses
belajar. Manusia adalah produser dan produk dari lingkungannya ( bandura, 1997)
2.
Aspek penting pada manusia adalah tingkah laku
yang dapat diukur dan pengukuran klinisnya harus didasarkan pada pengukuran
empiris.
3 tema dalam terapi behaviour
1.
Berorientasi pada aksi
2.
Proses kognitif
3.
Peran tanggungjawab terhadap suatu perilaku
Tujuan Terapi
Behavioral
Terapi behavioral
memfokuskan pada persoalan-persoalan perilaku spesifik atau perilaku
menyimpang yang bertujuan untuk menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses
belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku itu dipelajari, termasuk
tingkah laku yang maladaptif.
Proses terapeutic
dalam terapi behaviour:
Kazdin ( 1978) menggambarkan karakteristik terapi
behaviour secara umum sebagai berikut:
1.
Fokus pada pengaruh langsung perilaku ( bukan
determinan sejarah perilaku)
2.
Penekanan pada perubahan perilaku yang dapat
diobservasi
3.
Tujuan treatment bersifat spesifik, konkret, dan
objektif
4.
Penilaian dasar sebagai sumber hipotesis dan
teknik terapi
Sikap, Peran, dan Tugas Konselor
Perhatian utama konselor
behavioral adalah perilaku yang tampak. Dengan alasan ini banyak asumsi yang
berkembang tentang pola hubungan konselor dengan klien lebih
manipulatif-mekanistik dan sangat tidak pribadi. Namun setelah diperhatikan
lebih lanjut, pendekatan dalam konseling behavioral lebih cenderungg direktif
karena dalam pelaksanaannya konselor-lah yang lebih banyak berperan. Sikap yang
dimiliki oleh konselor behavior adalah lebih menerima dan mencoba memahami apa
yang dikemukakan konseli tanpa menilai dan mengkritiknya. Dalam proses terapi,
konselor berperan sebagai guru atau mentor.
Peran Konselor:
a. Menyebutkan
tingkah laku maladaptif
b. Memilih tujuantujuan
yang masuk akal
c. Mengarahkan dan
membimbing keluarga untuk merubah tingkah laku yang tak sesuai.
Tugas utama terapis adalah melakukan tindak lanjut penilaian
untuk melihat apakah perubahan yang tahan lama dari waktu ke waktu.
Penekanannya adalah untuk membantu klien mempertahankan perubahan dari waktu ke
waktu dan memperoleh keterampilan mengatasi perilaku dan kognitif untuk
mencegahnya kambuh.
Teknik-teknik
Terapi Behavioral
Untuk mencapai tujuan dalam proses konseling diperlukan
teknik-teknik yang digunakan untuk pengubahan perilaku. Beberapa tekniknya
sebagai berikut:
a.
Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik
relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara
negatif, biasanya berupa kecemasan, dan menyertakan respon yang berlawanan
dengan perilaku yang akan dihilangkan dengan cara memberikan stimulus yang
secara perlahan dan santai.
b.
Terapi Implosif
Terapi Implosif dikembangkan atas dasar
pandangan tentang seseorang yang secara berulang-ulang dihadapkan pada situasi
kecemasan dan konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka
kecemasan akan hilang. Atas dasar itu klien diminta untuk membayangkan
stimulus-stimulus yang menimbulkan kecemasan.
c.
Latihan Perilaku Asertif
Latihan perilaku asertif digunakan untuk
melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa
tindakannya layak atau benar.
d.
Pengkondisian Aversi
Teknik pengkondisian diri digunakan untuk
meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan stimulus yang tidak
menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak dikehendaki tersebut terhambat
kemunculannya.
e.
Pembentukan Perilaku Model
Perilaku model digunakan untuk membentuk
perilaku baru pada klien, memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan
menunjukkan kepada klien tentang perilaku model, baik menggunakan model audio, model
fisik, atau lainnya yang dapat diamati dan dipahami jenis perilaku yang akan
dicontoh.
f.
Kontrak Perilaku
Kontak perilaku adalah persetujuan antara
dua orang atau lebih (konselor dan klien) untuk mengubah perilaku tertentu pada
klien. Dalam terapi ini konselor memberikan ganjaran positif yang penting
dibandingkan memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.
g.
Token Ekonomi
Token ekonomi dapat digunakan untuk membentuk
tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya
tidak memberikan pengaruh. Dalam token ekonomi, tingkah laku yang layak bisa
diperkuat dengan perkuatan yang nyata yang nantinya bisa ditukarkan dengan
objek atau hak istimewa yang diinginkan. Tujuan prosedur ini adalah mengubah
motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang intrinsik. Diharapkan bahwa
perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya dengan sendirinya akan menjadi
cukup mengganjar untuk memelihara tingkah laku yang baru.
Kelebihan dan
Kelemahan Terapi Behavioral
Kelebihan Terapi
Behavioral:
a. Pembuatan tujuan terapi antara konselor
dan konseli diawal dijadikan acuan keberhasilan proses terapi.
b. Memiliki berbagai
macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui
c. Waktu konseling
relatif singkat
d. Kolaborasi yang baik antara
konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.
Kelemahan Terapi Behavioral:
a. Dapat mengubah
perilaku tetapi tidak mengubah perasaan
b. Mengabaikan faktor
relasional penting dalam terapi
c. Tidak memberikan
wawasan
d. Mengobati gejala dan
bukan penyebab
e. Melibatkan
kontrol dan manipulasi oleh konselor.
Sumber:
Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Modul psikologi konseling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar