Senin, 15 April 2013

Terapi Analisis Transaksional

Analisis transaksional atau disingkat dengan AT adalah suatu pendekatan psikoteraputik yang sanagt dapat diterapkan dalam praktik pekerjaan sosial klinis ( Cooper dan Turner, 1996). Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar.

Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya ber­tujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-­siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).
AT merupakan suatu pendekatan untuk mensistematisasi, menganalisis, dan mengubah saling mempengaruhi di antara manusia, yang menekankan interaksi keduanya ( antara diri dan manusia lain dan kesadaran internal.
Tujuan berne ialah mensistensiskan gagasannya dengan menggunakan istilah yang dapat dipahami sehingga klien dapat berpartisipasi secara aktif dalam mengorganisasikan arah penanganannya sendiri. Tinjauan teoritik tentang AT dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal (intrapsikis) dengan interpersonal dan relasional. Makna AT adalah untuk memperkaya kemampuan untuk menhhadapi dan mengatur situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan nyata.
AT dibagi kedalam kategori-kategori sebagai berikut:
*                  Keadaan ego
Adalah realitas ego yang benar benar dialami oleh seseorang secara mental dan fisik pada waktu tertentu . setiap keadaan ego memperlihatkan seperangkat pengalaman pengalaman internal yang khas dan juga perilaku yang dapat diamati.
-             Orangtua à keadaan ego ini menggabungkan pesan pesan dari tokoh otoritas dini yang secara emosional signifikan. Ini meliputi suatu sistem perasaan perasaan, sikap-sikap, dan perilaku-perilaku yang menyerupai seorang tokoh orangtua. Keadaan ego ini berisi elemen elemen yang mengorganisasikan, memelihar, dan melindungi serta penting dan juga terdiri atas nilai, moral dan etika kita.
- orang dewasa à seperangkat pola pola perasaan, sikap dan perilaku otonom yang disesuaikan dengan realitas masa kini.  Keadaan ego ini mengumpulkan dan memproses data, mengevalusasi kemungkinan dan membuat prakiraan, semuanya dalam rangka mengambil keputusan. Ego ini yang paling luwes karena ia berinteraksi paling banyak dengan realitas si sini dan masa kini dan yang palinng sedikit dipengaruhi oleh internalisasi yang kuno.
-        Anak à seperangkat poal perasaan, sikap dan perilaku yang merupakan seorang tokoh masa lalu yang berasal dari masa anak-ank seseorang. Keadaan ego ini berisisi suatu intuisi seseorang dan imajinasi.
*                  Transaksi
Suatu transakasi terdiri atas satu stimulus tunggal dan satu respon tunggal, verbal dan non-verbal, merupakan unit dari tindakan sosial.
Karena keadaan ego merupakan struktur dasar kepribadian, manusi berinteraksi satu sama lain dari satu atau lebih keadaan ego tersebut. Berne membedakan 3 type transaksi : timbal bailik, silang dan tersembunyi.
*                 Permainan dan drama segitiga
Menurut Harris (dalam correy, 1982) bahwa permainan (games) merupakan aspek yang penting dalam mengetahui transaksi yang sebenarnya dengan orang lain.di dalam hal ini perlu diobservasi dan diketahui bgaimana permainan dimainkan dan belaian apa yang diterima, bagaiman keadaan permainan itu, apakah ada jarak dan apa diiringi dengan keakraban.
Analisis Transaksional memandang permainan-permainan sebagai penukaran belaian-belaian yg mengakibatkan berlarutnya-larutnya perasaan-perasaan tidak enak. Permainan-permainan boleh jadi memperlihatkan keakraban. Akan tetapi, orang-orang yang terlibat dalam transaksi-transaksi memainkan permainan menciptakan jarak di antara mereka sendiri dengan mengimpersonalkan pasangannya. Transaksi itu setidaknya melibatkan dua orang yang memainkan permainan. Transaksi permainan akan batal jika salah seorang menjadi sadar bahwa dirinya berada dalam permainan dan kemudian memutusakan untuk tidak lagi memainkannya.
Drama segitigaà bahwa dalam pertukaran-pertukarann di antara manusi dalam suatu permainan., sebagaimana dalam drama kehidupan sehari-hari, para pemain sering kali memainkan satu dari tiga peran yang tidak asli : penyiksa, penyelamat atau korban.
*                  Posisi Hidup
Suatu keputusan yang dibuat dalam rangka merespon bagaimana reaksi figur orang tua terhadap reaksi awal anak perasaan dan kebutuhannya serta merupakan komponen dasar dari naskah hidup dari individu. Ada 4dasar posisi hidup:
1.              I’m Ok –You’re Ok
Individu mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya orang lain.
2.              I’m Ok- You’re not Ok
Individu membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa memnpunyai hak untuk mempergunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.
3.              I’m Not Ok- You’re Ok
Individu merasa tidak terpenuhi kebutuhanya dan merasa bersalah.
4.              I’m Not Ok-You’re Not Ok
Individu merasa dirinya tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian yang positif.
Analisis lifescript individu didasarkan pada drama-nya keluarga asli. Sebagai hasil mengeksplorasi apa yang mereka pelajari berdasarkan lifescript mereka, klien belajar tentang perintah-perintah mereka diterima secara tidak kritis sebagai anak-anak, keputusan mereka dibuat sebagai tanggapan terhadap pesan ini, dan permainan dan raket sekarang mereka terapkan untuk menjaga keputusan awal ini hidup. Dengan menjadi bagian dari proses penemuan diri, klien meningkatkan kesempatan untuk datang ke pemahaman yang lebih dalam belum selesai mereka sendiri bisnis psikologis, dan di samping itu, mereka memperoleh kemampuan untuk mengambil beberapa langkah-langkah awal untuk keluar dari pola-pola merugikan diri sendiri.
*                  batas Status Ego
setiap individu mempunyai ketiga ego tersebut( anak,dewasa, orang tua) bersifat permiabel, sehinggan dimungkinkan terhambatnya aliran dari status ego yang satu ke ego yang lain dalam menaggapi rangsang dari luar.akan tetapi ada batas antara dinding status ego tersebut sangat kuat, sehingga individu tidak mampu melakukan perpindahan ke status ego yang lain. 
Tujuan dalam Pendekatan Analisis Transaksional
Menurut corey, melihat dari tujuan dasar dari analisis transaksional adalah membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekrang dan arah hidupnya. Sasaranya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatsai oleh putusan dini mengenai posisi hidupnya. Menurut Lutfi Fauzan, Tujuan konseling analisis transaksional dapat dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
1.      Tujuan Umum Konseling Analisis Transaksional, ialah membantu individu mencapai otonomi. Individu dikatakan mencapai otonomi bilamana ia memliki Kesadaran, Spontanitas, Keakraban.
2.      4 Tujuan Khusus Konseling Analisis Transaksional
A.    Konselor membantu klien membebankan Status Ego Dewasanya dari kontaminasi dan pengaruh negatif Status Ego Anak dan Status Ego Orang tua.
B.     Konselor membantu klian menetapkan kebebasan untuk membuat pilihan-pilihan terlepas dari perintah-perintah orang tua.
C.     Konselor membantu klien untuk menggunakan semua status egonya secara tepat.
D.    Konselor membantu klien  untuk mengubah keputusan-keputusan yang mengarah pada posisi kehidupan “orang kalah”.

Model Penampilan Analisis Transaksional
Agar konselor dapat membantu klien mencapai perubahan tingkah laku maka konselor analisis transaksional harus memiliki keterampilan:
1.      Menganalisis status ego, transaksi, permainan, dan rencana hidup.
2.      Berinteraksi dengan cara terbuka, hangat, dan tulus
3.      Mendengarkan dari mengamati komunikasi klien baik verbal maupun nonverbal.
4.      Mengenai status ego yang digunakan klien pada suatu saat.
5.      Menguasai beberapa pengetahuan tentang prosedur kelompok
Model Analisis dan Diagnosis Masalah Analisis Transaksional
Tahap analisis struktural
Merupakan tahap pertama dari proses konseling konselor membantu klien meneliti struktur status egonya(orang tua, dewasa, dan anak) didalam analisis transaksional klien belajar bagaimana mengidentifikasi status egonya. Agar dapat menetapkan keunggulan status ego yang teruji dalam kenyataan yang bebas dari kontaminasi oleh hal dari masa lalu, seperti teknik kursi kosong, family modelling.
Tahap analisis transaksional
Tahap kedua dimana konselor membantu klien untuk transaksi dengan lingkungannya. Ada tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang, dan terselubung. Seperti, metode belajar, role playing atau teknik psikodrama
Tahap analisis permainan
Konselor dituntut untuk memiliki kemampuan menentukan hasil yang diterima klien dari permainan. bahwa permainan (games) merupakan aspek yang penting dalam mengetahui transaksi yang sebenarnya dengan orang lain.di dalam hal ini perlu diobservasi dan diketahui bgaimana permainan dimainkan dan belaian apa yang diterima, bagaiman keadaan permainan itu, apakah ada jarak dan apa diiringi dengan keakraban. Permainan-permainan boleh jadi memperlihatkan keakraban yang akan terjalin.
Tahap analisis rencana
Suatu Pemahaman lengkap tentang hasil akhir dan gaya hidup klien akan melibatkan analisis rencana kehidupan yang merupakan tahap keempat dari proses konseling analisis transaksional.
Kelemahan dan Kelebihan Dalam Pendekatan Analisis Transaksional
Kelebihan Menurut Gerald Corey :
1.      Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah menggunakannya.
2.      Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal mereka.
3.      Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan konsep tertentu dari terapi gestalt amat berguna karena konselor bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain. Bab ini menyoroti perluasan pendekatan Berne oleh Mary dan almarhum Robert Goulding (1979), pemimpin dari sekolah redecisional TA. The Gouldings berbeda dari pendekatan Bernian klasik dalam beberapa cara. Mereka telah digabungkan TA dengan prinsip-prinsip dan teknik-teknik terapi Gestalt, terapi keluarga, psikodrama, dan terapi perilaku. Pendekatan yang redecisional pengalaman anggota kelompok membantu kebuntuan mereka, atau titik di mana mereka merasa terjebak. Mereka menghidupkan kembali konteks di mana mereka membuat keputusan sebelumnya, beberapa di antaranya tidak fungsional, dan mereka membuat keputusan baru yang fungsional. Redecisional terapi ini bertujuan untuk membantu orang menantang diri mereka untuk menemukan cara-cara di mana mereka menganggap diri mereka dalam peran dan victimlike untuk memimpin hidup mereka dengan memutuskan untuk diri mereka sendiri bagaimana mereka akan berubah.
4.      Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena konseling diawali dengan larangan mengaitkan permasalahan pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan mementingkan diri sendiri

Kelemahan dari terapi Analisis Transaksional
1.      Banyak Terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis transaksional cukup membingungkan.
2.      Penekanan Analisis Transaksional pada struktur merupakan aspek yang meresahkan.
3.      Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral, tidak dapat di uji keilmiahannya
4.      Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.

  Aplikasi atau Penerapan dalam Pendekatan Analisis Transaksional
1.      Teknik-teknik pendekatan ini bisa diterapkan pada hubungan orang tua-anak, belajar dikelas, pada konseling dan terapi individual serta kelompok dan pada konseling perkawinan.
2.      Dalam kegiatan kelompok orang- orang bisa dialami dalam suatu lingkungan yang alamiah, yang ditandai keterlibatan dengan orang-orang lain. Interaksi dengan kelompok lain memberikan mereka kesempatan yang amat luas untuk mempraktekan tugas dan memenuhi kontrak.
3.      Memecahkan suatu permasalahan melalui kegiatan kelompok akan membawa para anggota menghayati suatu titik dimana mereka membuat keputusan lebih awal yang beberapa diantaranya sudah tidak fungsional lagi dan mereka akan membuat keputusan baru yang sesuai. Sumbangan utamanya adalah perhatiaanya transaksi-transaksi berkenaan dengan fungsi perwakilan-perwakilan ego.

Sumber
Corey. Gerald. (2005). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Rafika Aditama




Tidak ada komentar:

Posting Komentar