Minggu, 07 Oktober 2012

Tema 2 : Transmisi Budaya dan Biologis serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan


Transmisi budaya adalah cara sekolompok manusia atau hewan yang berada di dalam suatu wilayah atau budaya untuk mempelajari suatu informasi baru. cara belajar sangat dipengaruhi oleh bagaimana budaya itu dapat disosialisasikan kepada anak kecil dan anak muda. 
Pengertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan kepada anak bagaimana cara belajar, melainkan juga bagaimana menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Fungsi transmisi kebudayaan masayarakat kepada anak dapat dibedakan duan macam, yaitu: (1) transmisi pengetahuan dan ketrampilan, (2) transmisi sikap, nilai-nilai dan norma-norma.
Transmisi pengetahuan mencakup pengetahaun tentang bahasa, sistem matematika, pengetahuan alam dan sosial, dan penemuan-penemuan teknologi. Dalam masyarakat industri yang komplek, fungsi transmisi pengetahuan tersebut sangat penting sehingga proses belajar di sekolah memakan waktu lebih lama, membutuhkan guru-guru dan lembaga yang khusus. Dalam arti yang sempit transmisi pengetahuan dan keterampilan itu berbentuk vokasional training, contoh di masyarakat Mobutu ayah mengajarkan kepada anaknya cara membuat panah untuk perburuan binatang, di sekolah teknik anak belajar bagaimana caranya meperbaiki mobil.Perlu diingta bahawa sesungguhnya penegertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan kepada anak bagaimana cara belajar, melainkan juga bagaimana menemukan dan meciptakan sesuatu yang baru.
 Bentuk – bentuk Transmisi Budaya ada 3 yaitu
Enkulturasi atau pembudayaan, yaitu proses mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan kecil (keluarga) ke lingkungan yang lebih besar (masyarakat). Misalnya anak kecil menyesuaikan diri dengan waktu makan dan waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan anggota-anggota keluarganya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam keluarganya, dan seterusnya sampai ke hal-hal di luar lingkup keluarga seperti norma, adat istiadat, serta hasil-hasil budaya masyarakat.
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.Di mana-mana, di berbagai kebudayaan, sosialisasi tampak berbeda-beda tetapi juga sama. Meskipun caranya berbeda, tujuannya sama, yaitu membentuk seorang manusia menjadi dewasa. Proses sosialisasi seorang inndividu berlangsung sejak kecil. Mula-mula mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu-individulain dalam lingkungan terkecil (keluarga), kemudian dengan teman-teman sebaya atau sepermainan yang bertetangga dekat, dengan saudara sepupu, sekerabat, dan akhirnya dengan masyarakat luas.
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia  dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa.

Pengaruh Enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.

Pengaruh Sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu
Sosiologi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat.

Pengaruh Akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu
Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Awal masa perkembangan dan pola kelekatan (attachment) pada ibu atau pengasuh
Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya mempengaruhi pola perkembangan seorang anak, jika seorang anak sedari dini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama pengasuh maka kelekatan antara seorang anak dan ibu tersebut kurang daripada seorang anak yang banyak menghabiskan waktunya bersama dengan ibu nya. Karena pengaruh sosialisasi, akulturasi dan enkulturasi terjadi di masyarakat membuat setiap orang berusaha untuk mengetahui hal tersebut. Sehingga pola perilaku individu mengalami proses belajar dalam kesehariannya melalui sosialisasi terhadap lingkungan yang mempengaruhinya.
Psikologi individu cenderung lebih menekankan kepada bagaimana individu bertingkah laku di kehidupan sehari-hari jika kita liat dari sudut pandang cara belajar maka tingkah laku ini sedikit banyak dipengaruhi oleh budaya juga.
Perkembangan adalah proses hidup manusia dari dilahirkan hingga meninggal dan banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan seseorang diantaranya budaya
Pola asuh adalah cara orang tua untuk menjaga, mendidik, dan membesarkan anak-anak mereka dan pola asuh ini sangat dipengaruhi oleh budaya, karena menurut observasi saya rata-rata ibu-ibu muda yang baru mempunyai anak cenderung meminta nasihat kepada orang tua mereka tentang bagaimana cara mengasuh anak mereka dan secara tidak langsung jika ditelusuri jika anak meminta nasihat kepada orang tua untuk mengasuh anak dan orang tua meminta nasihat kepada orang tuanya dan begitu seterusnya maka bisa di katakan bahwa itulah yang disebut enkulturasi pola asuh.

SUMBER:

Tema 1 : Pengertian dan Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya dan Hubungan antara Psikologi Lintas Budaya dengan Disiplin Ilmu Lainny

Psikologi Lintas Budaya adalah..
Cabang dari ilmu psikologi yang melihat bagaimana faktor-faktor budaya mempengaruhi perilaku manusia. Budaya mengacu pada banyak karakteristik dari sekelompok orang, termasuk sikap, perilaku, adat istiadat dan nilai-nilai yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Matsumoto, 2000). Psikologi lintas budaya mengkaji mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik, mengenai hubungan-hubungan di antara perubahan psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan perubahan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam perubahan  tersebut
Tujuan dari psikologi lintas-budaya adalah untuk melihat kedua perilaku universal dan perilaku yang unik untuk mengidentifikasi di mana dampak perilaku kita, kehidupan keluarga, pendidikan, pengalaman sosial dan daerah lainnya.
Lalu menurut para ahli , didefinisikan sebagai berikut :
  • *      Seggal, Dasen, dan Poortinga (1990) :  kajian ilmiah mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.
  • *   Triandis, Malpass, dan Davidson (1972) :  kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran yang ekuivalen, untuk menentukan batas-batas yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal.
  • *     Brislin, Lonner, dan Thorndike, 1973) : kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.
  • * Triandis (1980) : kajian sistematik mengenai perilaku dan pengalaman sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya yang berbeda, yang dipengaruhi budaya atau mengakibatkan perubahan-perubahan dalam budaya yang bersangkutan.
  • *      Ecksenberger ( 1972 ) : perbandingan variabel psikologis secara sistematis yang jelas dalam kondisi budaya yang berbeda dalam rangka untuk menentukan pendahulu dan proses yang menengahi munculnya perbedaan perilaku.
  • *      Matsumoto  (1996) : berbagai macam tipe penelitian tentang perilaku manusia yang memperbandingkan antara dua atau lebih budaya yang ada.
  • *      Berry  ( 1992 ) : studi tentang persamaan dan perbedaan fungsi psikologis individu dalam berbagai budaya dan kelompok etnis, serta hubungan antara variabel psikologis dan budaya sosial, ekologi, variabel biologi, serta perubahan variabel-variabel tersebut.


 Tujuan Psikologi Lintas Budaya yaitu ..


Menurut Berry dan Dassen (1974) disebut "tujuan membawa dan menguji". Jadi intinya bahwa psikolog berusaha membawa hipostesis dan temuan mereka ke lingkungan budaya lain untuk menguji daya terapannya dalam kelompok manusia lain. Selain  itu tujuannya adalah menjelajahi budaya lain untuk menemukan variasi psikologis yang tidak dijumpai dalam pengalaman budaya seseorang yang memang terbatas.
Jadi inti dari tujuan psikologi lintas budaya adalah mencari perbedaan serta persamaan fungsi secara psikologis dalam berbagai budaya.

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Disiplin Ilmu lainnya .. 


Ø  Hubungan psikologi lintas budaya dengan Antropologi : Psikologi lintas-budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Sebagai contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak ditangani oleh antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik seperti kekerabatan, distribusi tanah, dan ritual.
Ø  Hubungan psikologi lintas budaya dengan Sosiologi : Pada masa dahulu orang-orang melakukan kegiatan berdagang mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri. 
Ø  Hubungan psikologi lintas budaya dengan Psikolgi klinis : Dalam psikologi klinis menerapkan prinsi-prinsip psikologi lintas budaya misalnya dalam hal psikoterapi dan konseling.
Ø  Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu social : Kebijaksanaan diterima masyarakat berbasis pertanian tradisional memiliki budaya kolektifitas modern.
Beda Psikologi Lintas Budaya dengan Psikologi Indigenous : Psikologi Indigenous untuk mengenal tingkah laku asli dari masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar yang menetap di Indonesia. Indigenisasi itu sendiri mempunyai arti yaitu, proses pencampuran dari psikologi luar dengan psikologi setempat. Berarti hubungan psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous adalah untuk lebih mengenal tingkah laku masyarakat asli di Indonesia.
Beda Psikolog Lintas Budaya dengan Psikologi Budaya : Psikologi Budaya ialah memahami keragaman budaya yang ada di dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu. Sementara kalau dalam Psikologi Lintas Budaya, pembahasannya seputar pengaruh lingkungan budaya terhadap perilaku individu. Hubungan psikologi lintas budaya dengan psikologi budaya adalah untuk menambah ragam budaya yang ada di Indonesia.
Beda Psikolog Lintas Budaya dengan Psikologi Antropologi : Antpologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Hubungan psikologi lintas dengan antropologi adalah untuk mengetahui tentang adat istiadat yang ada di Indonesia.
Sumber