Minggu, 24 Maret 2013

Terapi humanistik eksistensial

adalah...

Terapi-terapi psikodinamik cenderung memusatkan perhatian pada proses-proses tak sadar, seperti konflik-konflik internal yang terletak di luar kesadaran. Sebaliknya pada terapi humanistik-eksistensial memusatkan perhatian pada pengalaman-pengalaman sadar. Terapi humanistik-eksistensial juga lebih memusatkan perhatian pada apa yang dialami pasien pada masa sekarang “ di sini dan kini” dan bukan pada masa lampau. Tetapi ada juga kesamaan antara terapi humanistik-eksistensial dengan terapi psikodinamik yaitu keduanya menekankan bahwa peristiwa dan pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi tingkah laku dan perasaan individu dan juga berusaha memperluas pemahaman diri dan kesadaran diri pasien.
Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force).

Meskipun tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme. Eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world), dan menyadari penuh akan keberadaannya. Eksistensialisme menolak paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan. Sebaliknya, para filsuf eksistensialis percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya, dalam hal ini “pilihan” menjadi evaluasi tertinggi dari tindakan yang akan diambil oleh seseorang.

 Pendekatan humanistik – eksistensial berfokus pada diri manusia. Pendekatan ini mengutamakan suatu sikap yang menekankan pemahaman atas manusia. Pendekatan humanistik eksistensial berusaha mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, yakni memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. Pendekatan ini Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencangkup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri.

Konsep Utama Pendekatan Humanistik Eksistensial
1.      Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri,suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Kesadaran diri membedakan manusia dengan mahluk-mahluk lain. Pada hakikatnya semakin tinggi kesadaran seseorang, semakin ia hidup sebagai pribadi. Meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia.Peningkatan kesadaran diri yang mencakup kesadaran atas alternatif-alternatif, motivasi-motivasi, faktor-faktor yang membentuk pribadi, dan atas tujuan-tujuan pribadi, adalah tujuan segenap konseling. Kesadaran diri banyak terdapat pada akar kesanggupan manusia, maka putusan untuk meningkatkan kesadaran diri adalah fundamental bagi pertumbuhan manusia.

2.      Kebebasan tanggung jawab, kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tangung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar bagi manusia. Kecemasan adalah suatu karakteristik dasar manusia yang mana merupakan sesuatu yang patologis, sebab ia bisa menjadi suatu tenaga motivasional yang kuat untuk pertumbuhan kepribadian.
3.      Penciptaan makna
Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Manusia pada dasarnya selalu dalam pencarian makna dan identitas diri. Manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah mahluk yang rasional.

Teknik Terapi
Dalam terapi humanistik-eksistensial tidak memiliki teknik teknik yang ditentukan secara jelas. Terapi ini dapat mengambil prosedur prosedur dari beberapa teori lainnya seperti teori gestalt dan analisis transaksional. Tugas terapis adalah menyadarkan klien bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia sendiri dapat memaknainya.
  
Selanjutnya kelebihan dari terapi Humanistik-Eksistensial antara lain sebagai berikut :

1.     Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri
2.    Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri
3.    Memanusiakan manusia.
And then ada juga nih kekurangan dari terapi ini ,yaitu sebagai berikut :
1.     Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
2.    Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
3.    Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri);
4.    Memakan waktu lama.

Sumber
1.       Semius, yustinus.2006. kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius
2.       Corey, G. (1995). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Semarang : PT IKIP Semarang Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar